kian santang adalah Tokoh tasawuf
dari tanah pasundan yang ceritanya
melogenda khususnya di hati
masarakat pasundan dan kaum
tasawuf ditanah air pada umumnya.
Tokoh kian-santang ini pertama kali
berhembus dan dikisahkan oleh
raden CAKRABUANA atau pangeran
walangsungsang ketika menyebarkan
islam di tanah cirbon dan
pasundan.pangeran cakrabuana
adalah anak dari prabu sili-wangi
atau jaya dewata raja pajajaran,
yang dilahirkan dari permisuri
ketiga yang bernama nyi subang
larang, subang-larang sendiri murid
dari mubaliq kondang yaitu syeh
maulana-hasanudin atau terkenal
dengan syeh kuro krawang. Mulanya
yaitu ,Ketika raden walangsungsang
memilih untuk pergi meninggalkan
galuh pakuan atau pajajaran ,yang
di sbeapkan oleh keberbedaan
haluan dengan keyakinan ayahnya
yang memeluk agama “shangyang”,
pada waktu itu. diriwayatkan beliau
berkelana mensyi’arkan islam
bersama adiknya yaitu rara santang
(ibu dari syarif hidayatullah atau
“sunan gunung jati”)dengan
membuka perkampungan di pesisir
utara yang menjadi cikal- bakal
kerajaan caruban atau kasunanan
cirebon yang sekarang adalah “kota
madya cirebon” Logenda kian-
santang sendiri diambil dari sebuah
kisah nyata, dari tanah pasundan
tempo dulu yang ceritanya pada
waktu itu tersimpan rapi berbentuk
buku di perpustakaan kerajaan
pajajaran. Karena pajajaran adalah
hasil penyatuan dua kerajaan
antara galuh dan kerajaan sunda
pura yang dimana kerajaan galuh
dan sundapura adalah dua kerajaan
pecahan dari taruma negara, yang
di masa prabu PURNA-WARMAN
yaitu raja ketiga dari kerajaan
taruma negara yang di pecah
menjadi dua yaitu tarumanegara
yang berganti sundapura dan
ibukota lama menjadi galuh pakuan.
Dan jaya dewata menyatukan
kembali dua pecahan kerajaan
taruma negara menjadi pajajaran.
Di mana di kisahkan pada waktu itu
yaitu abad ke 4m atau tahun 450m
pernah terdapat putra mahkota
yang sakti mandraguna bernama
GAGAK LUMAYUNG yang dalam
ceritanya “di tataran suda dan
sekitarnya ,tak ada yang mampu
mengalahkan ilmu kesaktiannya.
hingga suatu saat datang pasukan
dari dinasti TANG yang hendak
menaklukkan kerajaan
tarumanegara. namun berkat gagak
lumayung ,pasukan TANG dapat di
halau dan tunggang- langgang
meninggalkan taruma negara.
semenjak itu raden gagak lumayung
di beri sebutan ”KI AN SAN TANG”
atau ”penakluk pasukan tang” Di
ceritakan sang kiansantang ini
karena saking saktinya hingga dia
rindu kepingin melihat darahnya
sendiri Hingga sampailah di suatu
ketika sa’at dia mendapat wangsit di
tapabratanya bahwah di tanah arab
terdapat orang sakti mandraguna
Konon: dengan ajian napak
sancangnya raden kian santang
mampu mengarungi lautan dengan
berkuda saja. “Di mana dalam
ceritanya ketika sampai di pesisir
beliau bertemu seorang kakek ,dan
padanya dia minta untuk di
tunjukan di mana orang sakti yang
kian santang maksud tersebut”. Dan
dengan senang hati si-kakek
tersebut menyanggupinya dan
sementara dia mengajak beliau
“kiansantang” untuk mampir dulu ke
rumahnya. Al-kisah setelah sampai
di rumahnya tongkat dari sang kakek
tersebut tertinggal di pesisir dan
minta kian santang untuk
mengambilkanya ,konon dikisahkan
si-kian santang tak mampu
mencabutnya sampai tanganya
berdarah-darah ,disitulah kian
santang baru sadar kalau kakek itu
adalah orang yang di carinya. Dan
akhirnya dengan membaca kalimah
syahadat yang di ajarkan sang kakek
tadi “yang akhirnya menjadi guru
spiritualnya” tongkat tersebut dapat
di cabut .dan siapakah kakek
tersebut? ya dia adalah taklain dan
tak bukan syaidina ali r.a menantu
dari baginda nabi muhamad s.a.w.
Cerita tersebut membumi sekali
sampai saat sekarang. Dan yang
aneh, kebanyakan orang menduga
kalau kian santang itu adalah raden
walang sungsang. Padahal banyak
sekali cerita yang sepadan dengan
kisah raden walang sungsang
tersebut. Yang sesungguhnya dialah
yang mengisahkan justru dialah
yang di kira pelaku (raden walang
sungsang atau pangeran
cakrabuana) sebagai tokoh yang
diceritakan itu. Tujuannya adalah
hanya sebagai media dakwah dan
penyebaran islam di bumi cirbon
dan sekitarnya. Sehingga sampai
sekarang banyak kalangan yang
menyangka raden walangsungsang
adalah kian santang bahkan ada
yang menafikan kian santang adalah
adik cakrabuana dan kakak dari rara
santang. Raden walangsungsang
mengambil cerita ini dari
perpustakaan kerajaan pajajaran
dengan pertimbangan karena kisah
itu mirip dengan kisahnya, Yang di
mana kian santang setelah pulang
dari arab dia ingin meng-islamkan
ayahnya prabu purnawarman namun
di tolaknya dan kian santang
memilih meninggalkan istana dan
tahtanya di berikan adiknya yaitu
darmayawarman Begitu pula raden
walang sungsang yang pernah
merantau ke arab dan
meningkahkan adiknya rara santang
yang di ambil istri oleh putra
kerajaan mesir waktu itu dan
pernikahan berlangsum di mesir
yang dari perkawinan inilah nanti
akan lahirlah raden syarif
hidayatullah atau sunan gunung
jati. Keinginan Walangsungsang
untuk meng-islamkan prabu
siliwangi ditolak mentah-mentah
dan ayahnya tidak ingin bertarung
dengan anaknya maka dia memilih
mensucikan diri atau bertapa, konon
beliau menjelma macan putih.
Pengambilan kisah penokohan
dalam sebuah ceritra seperti ini
sebenarnya pernah pula terjadi
pada era sebelum raden walang
sungsang yang tepatnya dilakukan
oleh raja jaya- baya (raja islam
pertama di tanah jawa) dari
kerajaan panjalu atau kediri, di
mana suaktu masih di pegang raja
airlangga kerajaan tersebut
bernama kerajaan KAHURIPAN dan
karena kedua anaknya semua
meminta tahta maka kahuripan di
bagi dua yaitu panjalu dan
jenggala. Sepanjang perkembangan
dua kerajaan tersebut selalu
bermusuhan dan pada masa
kerajaan panjalu dirajai oleh jaya
baya, panjalu mampu menaklukkan
jenggala dan di satukan lagi antara
jenggala dan panjalu. Pada waktu
panjalu menaklukkan jenggala
rajanya jaya-baya meminta empu
sedha dan empu panuluh untuk
mengutip naskah dari india yang
judulnya maha barata. namun di
ferifikasi dengan gaya jawa. Sebagai
perlambang atas kemenangan
perang saudara panjalu atas
jenggala. Yang akhirnya kitab
tersebut di beri judul barata-yuda.
Dan dalam kisah klasik jawa ini
banyak kalangan masarakat yang
mengira bahwa jaya baya adalah
kelanjutan dari trah barata yaitu
cicit dari parikesit putra abimanyu.
Juga kisah lainnya yang serupa
pernah pula hadir kemasarakat yang
tujuannya waktu itu sebagai media
dakwah untuk melindungi
rongrongan ajaran syariat terhadap
kaum sufi.maka ketika bergerak
menyebarkan islam WALI SONGO
menurt banyak kalangan membuat
cerita al-halaq fersi indonesia yaitu
syeh siti jenar. Yang menurut
doktor simon dari ugm berdasarkan
temuannya karya-karya besar berupa
naskah suluk dari sunan kali jaga
dan lain sebagainya. Dapat di
pastikan tokoh siti jenar adalah
imajener hanya untuk media dakwah
dan melindungi islam agar tetap
pada ajaran ahlusunah wa jamaah.
Dan sampai saat ini pendapat itu
masih simpang siur dan menjadi
perdebatan dan polemik panjang
oleh para ahli sejarah di tanah
air.Kian santang adalah Tokoh
tasawuf dari tanah pasundan yang
ceritanya melogenda khususnya di
hati masarakat pasundan dan kaum
tasawuf ditanah air pada umumnya.
Tokoh kian-santang ini pertama kali
berhembus dan dikisahkan oleh
raden CAKRABUANA atau pangeran
walangsungsang ketika menyebarkan
islam di tanah cirbon dan
pasundan.pangeran cakrabuana
adalah anak dari prabu sili-wangi
atau jaya dewata raja pajajaran,
yang dilahirkan dari permisuri
ketiga yang bernama nyi subang
larang, subang-larang sendiri murid
dari mubaliq kondang yaitu syeh
maulana-hasanudin atau terkenal
dengan syeh kuro krawang. Mulanya
yaitu ,Ketika raden walangsungsang
memilih untuk pergi meninggalkan
galuh pakuan atau pajajaran ,yang
di sbeapkan oleh keberbedaan
haluan dengan keyakinan ayahnya
yang memeluk agama “shangyang”,
pada waktu itu. diriwayatkan beliau
berkelana mensyi’arkan islam
bersama adiknya yaitu rara santang
(ibu dari syarif hidayatullah atau
“sunan gunung jati”)dengan
membuka perkampungan di pesisir
utara yang menjadi cikal- bakal
kerajaan caruban atau kasunanan
cirebon yang sekarang adalah “kota
madya cirebon” Logenda kian-
santang sendiri diambil dari sebuah
kisah nyata, dari tanah pasundan
tempo dulu yang ceritanya pada
waktu itu tersimpan rapi berbentuk
buku di perpustakaan kerajaan
pajajaran. Karena pajajaran adalah
hasil penyatuan dua kerajaan
antara galuh dan kerajaan sunda
pura yang dimana kerajaan galuh
dan sundapura adalah dua kerajaan
pecahan dari taruma negara, yang
di masa prabu PURNA-WARMAN
yaitu raja ketiga dari kerajaan
taruma negara yang di pecah
menjadi dua yaitu tarumanegara
yang berganti sundapura dan
ibukota lama menjadi galuh pakuan.
Dan jaya dewata menyatukan
kembali dua pecahan kerajaan
taruma negara menjadi pajajaran.
Di mana di kisahkan pada waktu itu
yaitu abad ke 4m atau tahun 450m
pernah terdapat putra mahkota
yang sakti mandraguna bernama
GAGAK LUMAYUNG yang dalam
ceritanya “di tataran suda dan
sekitarnya ,tak ada yang mampu
mengalahkan ilmu kesaktiannya.
hingga suatu saat datang pasukan
dari dinasti TANG yang hendak
menaklukkan kerajaan
tarumanegara. namun berkat gagak
lumayung ,pasukan TANG dapat di
halau dan tunggang- langgang
meninggalkan taruma negara.
semenjak itu raden gagak lumayung
di beri sebutan ”KI AN SAN TANG”
atau ”penakluk pasukan tang” Di
ceritakan sang kiansantang ini
karena saking saktinya hingga dia
rindu kepingin melihat darahnya
sendiri Hingga sampailah di suatu
ketika sa’at dia mendapat wangsit di
tapabratanya bahwah di tanah arab
terdapat orang sakti mandraguna
Konon: dengan ajian napak
sancangnya raden kian santang
mampu mengarungi lautan dengan
berkuda saja. “Di mana dalam
ceritanya ketika sampai di pesisir
beliau bertemu seorang kakek ,dan
padanya dia minta untuk di
tunjukan di mana orang sakti yang
kian santang maksud tersebut”. Dan
dengan senang hati si-kakek
tersebut menyanggupinya dan
sementara dia mengajak beliau
“kiansantang” untuk mampir dulu ke
rumahnya. Al-kisah setelah sampai
di rumahnya tongkat dari sang kakek
tersebut tertinggal di pesisir dan
minta kian santang untuk
mengambilkanya ,konon dikisahkan
si-kian santang tak mampu
mencabutnya sampai tanganya
berdarah-darah ,disitulah kian
santang baru sadar kalau kakek itu
adalah orang yang di carinya. Dan
akhirnya dengan membaca kalimah
syahadat yang di ajarkan sang kakek
tadi “yang akhirnya menjadi guru
spiritualnya” tongkat tersebut dapat
di cabut .dan siapakah kakek
tersebut? ya dia adalah taklain dan
tak bukan syaidina ali r.a menantu
dari baginda nabi muhamad s.a.w.
Cerita tersebut membumi sekali
sampai saat sekarang. Dan yang
aneh, kebanyakan orang menduga
kalau kian santang itu adalah raden
walang sungsang. Padahal banyak
sekali cerita yang sepadan dengan
kisah raden walang sungsang
tersebut. Yang sesungguhnya dialah
yang mengisahkan justru dialah
yang di kira pelaku (raden walang
sungsang atau pangeran
cakrabuana) sebagai tokoh yang
diceritakan itu. Tujuannya adalah
hanya sebagai media dakwah dan
penyebaran islam di bumi cirbon
dan sekitarnya. Sehingga sampai
sekarang banyak kalangan yang
menyangka raden walangsungsang
adalah kian santang bahkan ada
yang menafikan kian santang adalah
adik cakrabuana dan kakak dari rara
santang. Raden walangsungsang
mengambil cerita ini dari
perpustakaan kerajaan pajajaran
dengan pertimbangan karena kisah
itu mirip dengan kisahnya, Yang di
mana kian santang setelah pulang
dari arab dia ingin meng-islamkan
ayahnya prabu purnawarman namun
di tolaknya dan kian santang
memilih meninggalkan istana dan
tahtanya di berikan adiknya yaitu
darmayawarman Begitu pula raden
walang sungsang yang pernah
merantau ke arab dan
meningkahkan adiknya rara santang
yang di ambil istri oleh putra
kerajaan mesir waktu itu dan
pernikahan berlangsum di mesir
yang dari perkawinan inilah nanti
akan lahirlah raden syarif
hidayatullah atau sunan gunung
jati. Keinginan Walangsungsang
untuk meng-islamkan prabu
siliwangi ditolak mentah-mentah
dan ayahnya tidak ingin bertarung
dengan anaknya maka dia memilih
mensucikan diri atau bertapa, konon
beliau menjelma macan putih.
Pengambilan kisah penokohan
dalam sebuah ceritra seperti ini
sebenarnya pernah pula terjadi
pada era sebelum raden walang
sungsang yang tepatnya dilakukan
oleh raja jaya- baya (raja islam
pertama di tanah jawa) dari
kerajaan panjalu atau kediri, di
mana suaktu masih di pegang raja
airlangga kerajaan tersebut
bernama kerajaan KAHURIPAN dan
karena kedua anaknya semua
meminta tahta maka kahuripan di
bagi dua yaitu panjalu dan
jenggala. Sepanjang perkembangan
dua kerajaan tersebut selalu
bermusuhan dan pada masa
kerajaan panjalu dirajai oleh jaya
baya, panjalu mampu menaklukkan
jenggala dan di satukan lagi antara
jenggala dan panjalu. Pada waktu
panjalu menaklukkan jenggala
rajanya jaya-baya meminta empu
sedha dan empu panuluh untuk
mengutip naskah dari india yang
judulnya maha barata. namun di
ferifikasi dengan gaya jawa. Sebagai
perlambang atas kemenangan
perang saudara panjalu atas
jenggala. Yang akhirnya kitab
tersebut di beri judul barata-yuda.
Dan dalam kisah klasik jawa ini
banyak kalangan masarakat yang
mengira bahwa jaya baya adalah
kelanjutan dari trah barata yaitu
cicit dari parikesit putra abimanyu.
Juga kisah lainnya yang serupa
pernah pula hadir kemasarakat yang
tujuannya waktu itu sebagai media
dakwah untuk melindungi
rongrongan ajaran syariat terhadap
kaum sufi.maka ketika bergerak
menyebarkan islam WALI SONGO
menurt banyak kalangan membuat
cerita al-halaq fersi indonesia yaitu
syeh siti jenar. Yang menurut
doktor simon dari ugm berdasarkan
temuannya karya-karya besar berupa
naskah suluk dari sunan kali jaga
dan lain sebagainya. Dapat di
pastikan tokoh siti jenar adalah
imajener hanya untuk media dakwah
dan melindungi islam agar tetap
pada ajaran ahlusunah wa jamaah.
Dan sampai saat ini pendapat itu
masih simpang siur dan menjadi
perdebatan dan polemik panjang
oleh para ahli sejarah di tanah air.
Kian santang adalah Tokoh tasawuf
dari tanah pasundan yang ceritanya
melogenda khususnya di hati
masarakat pasundan dan kaum
tasawuf ditanah air pada umumnya.
Tokoh kian-santang ini pertama kali
berhembus dan dikisahkan oleh
raden CAKRABUANA atau pangeran
walangsungsang ketika menyebarkan
islam di tanah cirbon dan
pasundan.pangeran cakrabuana
adalah anak dari prabu sili- wangi
atau jaya dewata raja pajajaran,
yang dilahirkan dari permisuri
ketiga yang bernama nyi subang
larang, subang-larang sendiri murid
dari mubaliq kondang yaitu syeh
maulana-hasanudin atau terkenal
dengan syeh kuro krawang. Mulanya
yaitu ,Ketika raden walangsungsang
memilih untuk pergi meninggalkan
galuh pakuan atau pajajaran ,yang
di sbeapkan oleh keberbedaan
haluan dengan keyakinan ayahnya
yang memeluk agama “shangyang”,
pada waktu itu. diriwayatkan beliau
berkelana mensyi’arkan islam
bersama adiknya yaitu rara santang
(ibu dari syarif hidayatullah atau
“sunan gunung jati”)dengan
membuka perkampungan di pesisir
utara yang menjadi cikal-bakal
kerajaan caruban atau kasunanan
cirebon yang sekarang adalah “kota
madya cirebon” Logenda kian-
santang sendiri diambil dari sebuah
kisah nyata, dari tanah pasundan
tempo dulu yang ceritanya pada
waktu itu tersimpan rapi berbentuk
buku di perpustakaan kerajaan
pajajaran. Karena pajajaran adalah
hasil penyatuan dua kerajaan
antara galuh dan kerajaan sunda
pura yang dimana kerajaan galuh
dan sundapura adalah dua kerajaan
pecahan dari taruma negara, yang
di masa prabu PURNA- WARMAN
yaitu raja ketiga dari kerajaan
taruma negara yang di pecah
menjadi dua yaitu tarumanegara
yang berganti sundapura dan
ibukota lama menjadi galuh pakuan.
Dan jaya dewata menyatukan
kembali dua pecahan kerajaan
taruma negara menjadi pajajaran.
Di mana di kisahkan pada waktu itu
yaitu abad ke 4m atau tahun 450m
pernah terdapat putra mahkota
yang sakti mandraguna bernama
GAGAK LUMAYUNG yang dalam
ceritanya “di tataran suda dan
sekitarnya ,tak ada yang mampu
mengalahkan ilmu kesaktiannya.
hingga suatu saat datang pasukan
dari dinasti TANG yang hendak
menaklukkan kerajaan
tarumanegara. namun berkat gagak
lumayung ,pasukan TANG dapat di
halau dan tunggang- langgang
meninggalkan taruma negara.
semenjak itu raden gagak lumayung
di beri sebutan ”KI AN SAN TANG”
atau ”penakluk pasukan tang” Di
ceritakan sang kiansantang ini
karena saking saktinya hingga dia
rindu kepingin melihat darahnya
sendiri Hingga sampailah di suatu
ketika sa’at dia mendapat wangsit di
tapabratanya bahwah di tanah arab
terdapat orang sakti mandraguna
Konon: dengan ajian napak
sancangnya raden kian santang
mampu mengarungi lautan dengan
berkuda saja. “Di mana dalam
ceritanya ketika sampai di pesisir
beliau bertemu seorang kakek ,dan
padanya dia minta untuk di
tunjukan di mana orang sakti yang
kian santang maksud tersebut”. Dan
dengan senang hati si-kakek
tersebut menyanggupinya dan
sementara dia mengajak beliau
“kiansantang” untuk mampir dulu ke
rumahnya. Al-kisah setelah sampai
di rumahnya tongkat dari sang kakek
tersebut tertinggal di pesisir dan
minta kian santang untuk
mengambilkanya ,konon dikisahkan
si-kian santang tak mampu
mencabutnya sampai tanganya
berdarah-darah ,disitulah kian
santang baru sadar kalau kakek itu
adalah orang yang di carinya. Dan
akhirnya dengan membaca kalimah
syahadat yang di ajarkan sang kakek
tadi “yang akhirnya menjadi guru
spiritualnya” tongkat tersebut dapat
di cabut .dan siapakah kakek
tersebut? ya dia adalah taklain dan
tak bukan syaidina ali r.a menantu
dari baginda nabi muhamad s.a.w.
Cerita tersebut membumi sekali
sampai saat sekarang. Dan yang
aneh, kebanyakan orang menduga
kalau kian santang itu adalah raden
walang sungsang. Padahal banyak
sekali cerita yang sepadan dengan
kisah raden walang sungsang
tersebut. Yang sesungguhnya dialah
yang mengisahkan justru dialah
yang di kira pelaku (raden walang
sungsang atau pangeran
cakrabuana) sebagai tokoh yang
diceritakan itu. Tujuannya adalah
hanya sebagai media dakwah dan
penyebaran islam di bumi cirbon
dan sekitarnya. Sehingga sampai
sekarang banyak kalangan yang
menyangka raden walangsungsang
adalah kian santang bahkan ada
yang menafikan kian santang adalah
adik cakrabuana dan kakak dari rara
santang. Raden walangsungsang
mengambil cerita ini dari
perpustakaan kerajaan pajajaran
dengan pertimbangan karena kisah
itu mirip dengan kisahnya, Yang di
mana kian santang setelah pulang
dari arab dia ingin meng-islamkan
ayahnya prabu purnawarman namun
di tolaknya dan kian santang
memilih meninggalkan istana dan
tahtanya di berikan adiknya yaitu
darmayawarman Begitu pula raden
walang sungsang yang pernah
merantau ke arab dan
meningkahkan adiknya rara santang
yang di ambil istri oleh putra
kerajaan mesir waktu itu dan
pernikahan berlangsum di mesir
yang dari perkawinan inilah nanti
akan lahirlah raden syarif
hidayatullah atau sunan gunung
jati. Keinginan Walangsungsang
untuk meng- islamkan prabu
siliwangi ditolak mentah- mentah
dan ayahnya tidak ingin bertarung
dengan anaknya maka dia memilih
mensucikan diri atau bertapa, konon
beliau menjelma macan putih.
Pengambilan kisah penokohan
dalam sebuah ceritra seperti ini
sebenarnya pernah pula terjadi
pada era sebelum raden walang
sungsang yang tepatnya dilakukan
oleh raja jaya-baya (raja islam
pertama di tanah jawa) dari
kerajaan panjalu atau kediri, di
mana suaktu masih di pegang raja
airlangga kerajaan tersebut
bernama kerajaan KAHURIPAN dan
karena kedua anaknya semua
meminta tahta maka kahuripan di
bagi dua yaitu panjalu dan
jenggala. Sepanjang perkembangan
dua kerajaan tersebut selalu
bermusuhan dan pada masa
kerajaan panjalu dirajai oleh jaya
baya, panjalu mampu menaklukkan
jenggala dan di satukan lagi antara
jenggala dan panjalu. Pada waktu
panjalu menaklukkan jenggala
rajanya jaya-baya meminta empu
sedha dan empu panuluh untuk
mengutip naskah dari india yang
judulnya maha barata. namun di
ferifikasi dengan gaya jawa. Sebagai
perlambang atas kemenangan
perang saudara panjalu atas
jenggala. Yang akhirnya kitab
tersebut di beri judul barata- yuda.
Dan dalam kisah klasik jawa ini
banyak kalangan masarakat yang
mengira bahwa jaya baya adalah
kelanjutan dari trah barata yaitu
cicit dari parikesit putra abimanyu.
Juga kisah lainnya yang serupa
pernah pula hadir kemasarakat yang
tujuannya waktu itu sebagai media
dakwah untuk melindungi
rongrongan ajaran syariat terhadap
kaum sufi.maka ketika bergerak
menyebarkan islam WALI SONGO
menurt banyak kalangan membuat
cerita al-halaq fersi indonesia yaitu
syeh siti jenar. Yang menurut
doktor simon dari ugm berdasarkan
temuannya karya-karya besar berupa
naskah suluk dari sunan kali jaga
dan lain sebagainya. Dapat di
pastikan tokoh siti jenar adalah
imajener hanya untuk media dakwah
dan melindungi islam agar tetap
pada ajaran ahlusunah wa jamaah.
Dan sampai saat ini pendapat itu
masih simpang siur dan menjadi
perdebatan dan polemik panjang
oleh para ahli sejarah di tanah air.
Belum ada tanggapan untuk "Raden Kian Santang"
Posting Komentar